Tryout.id

Peningkatan Omset Luar Biasa, UMKM Merasakan Dampak Positif Fintech Lending

6 Nov 2023  |  628x | Ditulis oleh : Admin
Asosiasi Fintech

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak serius terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia usaha. Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merasakan dampak ekonomi yang signifikan akibat pembatasan dan perubahan perilaku konsumen. Namun, di tengah tantangan ini, mereka menemukan penyelamat dalam bentuk asosiasi maupun pembiayaan dari Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending, yang telah mengubah permainan dan mengantarkan kenaikan omset berkali-kali lipat.

Asosiasi Fintech merupakan sebuah entitas yang memiliki peran penting dalam menggiring perkembangan industri fintech ke arah yang lebih baik. Seiring dengan munculnya inovasi di bidang teknologi keuangan, asosiasi ini telah menjadi wadah bagi perusahaan fintech, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya untuk berkumpul, berkolaborasi, dan berbagi pandangan guna memajukan ekosistem keuangan digital.

Pembiayaan dari Fintech P2P Lending telah memungkinkan ribuan UMKM untuk merasakan manfaat besar. Banyak di antara mereka yang melaporkan peningkatan omset yang signifikan sejak mereka mulai menggunakan layanan ini. Salah satu daya tarik utama adalah proses pengajuan yang mudah, tanpa memerlukan agunan aset yang berharga, dan dengan plafon pinjaman hingga Rp2 miliar. Inilah yang membuat Fintech Lending menjadi solusi keuangan yang sangat dibutuhkan oleh UMKM.

Sebagai pelaku usaha kecil dan menengah, UMKM sering kali terpinggirkan dari layanan keuangan formal. Banyak di antara mereka termasuk dalam kategori "unbanked and underserved," yang berarti mereka tidak memiliki akses yang memadai ke layanan perbankan tradisional. Menurut penelitian tahun 2023, kebutuhan pembiayaan untuk UMKM pada tahun 2026 diperkirakan mencapai Rp 4.300 triliun. Sayangnya, ketersediaan dana hanya mencapai sekitar Rp 1.900 triliun, menyebabkan terjadinya kesenjangan kredit sebesar Rp 2.400 triliun. Ini adalah kesenjangan yang signifikan yang harus diatasi untuk mendukung pertumbuhan UMKM.

Hingga Agustus 2023, Fintech Pendanaan Bersama atau Fintech Lending telah menyediakan dana sebesar Rp 677,51 triliun, dengan pertumbuhan yang konsisten setiap tahun. Pertumbuhan ini mencapai 45% pada tahun 2022 dan bahkan mencapai 112% pada tahun 2021. Meskipun situasi ini mungkin dianggap sulit, Fintech Lending melihatnya sebagai peluang untuk terus berinovasi dalam melayani masyarakat dan membawa dampak langsung bagi perekonomian Indonesia. Banyak kisah keberhasilan yang menginspirasi, di mana UMKM telah meraih pendanaan melalui Fintech Lending.

Salah satu kisah sukses datang dari Yuari Trantono (Ari), pemilik PT Pangan Nusantara. Ari menceritakan bagaimana pendanaan dari ALAMI Sharia telah meningkatkan keuntungan usahanya secara signifikan. Saat ini, omsetnya telah mencapai 6 ton per hari, dengan produk frozen food yang akan didistribusikan ke berbagai pabrik di Indonesia, diolah menjadi bakso dan sosis. 

Ini adalah peningkatan yang luar biasa, mengingat mereka tidak memiliki aset besar dan masih menyewa tempat usaha. Pendanaan dari Fintech P2P Lending memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman online tanpa harus memberikan jaminan aset, hanya dengan menyediakan laporan keuangan dua tahun terakhir. PT Pangan Nusantara berhasil mendapatkan pembiayaan sekitar Rp 1,2 miliar dari plafon Rp 2 miliar, yang digunakan untuk meningkatkan laba usahanya.

"ALAMI sebagai penyelenggara Fintech P2P Lending syariah, telah memberikan dukungan keuangan kepada lebih dari 11.400 proyek UMKM di sektor strategis di Indonesia. Ekosistem ALAMI menjangkau 482 kota di 34 provinsi di seluruh Indonesia, melibatkan penyandang dana dan penerima manfaat, terutama UKM, yang berpartisipasi dalam berbagai kegiatan komersial dan sosial," tambah Harza.

Kisah sukses lainnya datang dari Ibu Sumarni bersama anaknya, Suki Kunihati, yang berbisnis bakso. Mereka mendapatkan pinjaman sebesar Rp 40 juta dari Mekar melalui KSP Dwi Tunggal, yang digunakan sebagai modal usaha untuk membeli gerobak bakso. Usaha mereka sempat terkena dampak pandemi, namun berkat bantuan dari Fintech, mereka dapat melanjutkan usaha mereka. Proses pengajuan pinjaman online hanya memerlukan 1 hari, dan dana cair dalam waktu singkat. Hasilnya, omset mereka naik hingga 70% per hari, dari Rp300.000 menjadi Rp 500.000.

Budi Sang, Lending Manager Mekar, menjelaskan bahwa Mekar bekerja sama dengan koperasi, seperti KSP Dwi Tunggal, untuk meminimalisir risiko gagal bayar. Mekar memiliki jaringan koperasi yang membantu memudahkan akses anggota koperasi kepada Mekar. Hal ini memungkinkan pembiayaan produktif bagi sektor-sektor ekonomi yang membutuhkannya, terutama UMKM.

Pendanaan dari fintech lending juga memberikan manfaat bagi Erfianty, pemilik Ayam Bakar Madu Hijrah Jagakarsa. Melalui OVO Finansial, mereka mendapatkan pendanaan yang digunakan untuk mengembangkan bisnis mereka. Pendapatan mereka meningkat hingga 40% setelah mendapatkan pinjaman online dari OVO Finansial. Prosesnya sangat mudah, mulai dari pengajuan hingga pencairan dan pembayaran. Sebagai salah satu merchant di ekosistem OVO, mereka memiliki kemudahan untuk mengajukan pinjaman dengan plafon yang terus meningkat.

Industri Fintech Lending terus berharap untuk memperluas jangkauan usaha dan pelayanannya, untuk mengatasi kesenjangan yang masih ada antara kebutuhan dan ketersediaan pembiayaan produktif bagi UMKM. Ini adalah pekerjaan bersama untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan UMKM di Indonesia. Dengan Fintech Lending, UMKM memiliki akses yang lebih mudah ke pembiayaan, yang pada gilirannya membantu meningkatkan perekonomian negara. Ini adalah cerita sukses yang patut diapresiasi dan menjadi inspirasi bagi banyak UMKM di seluruh Indonesia. 

Baca Juga: