Pesantren Al Masoem di Bandung telah lama dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam yang berkualitas. Namun, selain fokus pada pengajaran agama, pesantren ini juga memberikan perhatian pada pengembangan budaya dan kesenian melalui kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler budaya di Pesantren Al Masoem tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga sebagai sarana untuk membentuk karakter dan kepribadian yang berakhlak mulia.
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler budaya yang dapat diikuti oleh para santri di Pesantren Al Masoem adalah kelas tari tradisional, gamelan, dan teater. Di kelas tari tradisional, para santri diajarkan untuk mempelajari gerakan-gerakan tarian daerah, seperti tari jaipong, tari kecak, atau tari tradisional sunda lainnya. Melalui kegiatan ini, para santri dapat mempelajari keindahan seni tradisional yang merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia. Selain itu, kelas gamelan juga menjadi kegiatan favorit bagi para santri yang ingin belajar memainkan alat musik tradisional Jawa. Dengan mengikuti kelas ini, para santri dapat mendalami seni musik tradisional yang kaya akan nilai kearifan lokal. Tak ketinggalan, kegiatan ekstrakurikuler teater juga memberikan kesempatan bagi para santri untuk mengekspresikan diri melalui seni peran.
Partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler budaya di Pesantren Al Masoem tidak hanya memberikan manfaat dalam hal pengembangan bakat seni, tetapi juga membantu membentuk karakter para santri. Melalui kegiatan ini, para santri belajar tentang disiplin, kerjasama tim, dan rasa tanggung jawab. Mereka juga diajarkan untuk menghargai keanekaragaman budaya dan seni yang ada di Indonesia, sehingga dapat tumbuh menjadi generasi yang berbudaya, toleran, dan mencintai warisan budaya bangsa.
Dengan demikian, Pesantren Al Masoem Bandung tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga turut mempersiapkan generasi muslim yang berakhlak mulia dan berbudaya. Melalui kegiatan ekstrakurikuler budaya, para santri diajak untuk mencintai, melestarikan, dan mengembangkan kekayaan budaya Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi pesantren untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia dan mencintai budaya bangsa.